ITB Ultra 200km tiap tahun wajib ikut…
Sudah menjadi acara tahunan kembali ke kampus tercinta…
Tahun ini saya ingin berlatih sedikit lebih rajin untuk ini…
Personal Challenge Sub 3 di Bali pun saya abaikan…
Pada bulan agustus seharusnya saya tapering 2 minggu utk MBM…
Tetapi 1 minggu sebelum malah menambah milleage ke 200km/minggu…
Diakhiri dengan double 50K back to back sabtu-minggu…
Disitu saya sudah pasrah apapun hasil MBM…
Karena memang lebih kecil kemungkinan Sub 3 di MBM…
Ketimbang sekedar meraih podium di ITB Ultra…
Project Sub 3 harus menunggu lain waktu…
Namun ternyata keberuntungan masih memihak…
Accidentally BQ karena perhitungan umur dari tanggal lomba…
Project Triple Podium tahun ini tinggal selangkah lagi…
Setelah Titi 200km dan Tambora 320km…
Saya harus tetap fokus menjaga milleage mingguan yang tinggi…
Minimum 150km/minggu selama 8 minggu penuh…
Setiap 2 minggu saya berlari Marathon Full Effort Sub 3:10 jam…
Tentunya juga ada periodisasi minggu yang mudah di kisaran 90km…
Peak Training di 3 minggu sebelum ITB Ultra sejauh 122km dalam 12 jam…

Tapering saya rencanakan seminggu saja kali ini…
Namun dari long run terakhir ternyata kondisi badan saya drop…
Terserang batuk kering entah kenapa oh kenapa…
Kondisi itu lebih lengkap karena saya terjatuh di aspal…
Saat mencoba belajar sepatu roda bersama anak-anak di Monas…
Paha kanan terbentur aspal dan siku kanan berdarah-darah…
Lengkap sudah paha kanan nyeri tidak bisa lari…
Sampai H-3 belum ada tanda membaik dari batuk…
Maka saya beli saja 3 butir anti biotik yang cukup baik di apotik…
Hari H-2 mencoba lari hanya bertahan 5km saja, paha kanan masih nyeri…
Pagi sampai siang hari masih bekerja di kantor seperti biasa…
Pulang setelah makan siang dan sempat tidur 3 jam sebelum makan anti biotik terakhir…
Berangkat ke tempat start bersama teman2 seperjuangan Pak Dewa dan Margono…
Hari perlombaan sudah pasrah, kali ini saya abaikan target saja…
Waktu pemanasan paha saya masih nyeri tidak nyaman…
Maka saya bilang ke mba Dede dan Sevi kali ini saya mau fun run aja…
Start setiap perlombaan selalu penuh euforia…
Kali ini seperti biasa saya merasa ringan saat start…
Tanpa sadar saya berlari sangat kencang pace 4:30…
Setelah sadar sekitar 2km mulai menahan pace di 5:00…
Secara tidak sadar mungkin saya menjadi the heat blower…
Karena pelari belakang terlihat beringas dan antusias…
Mereka seperti serigala yang memburu mangsa…
Segera hilang semua di tengah kemacetan ibukota…
Satu pelari yang saya paling suka gayanya adalah pak Dewa…
Pace nya terlihat terkontrol dan tidak terburu-buru…
Sungguh terlihat sebagai pelari Ultra yang berpengalaman…
Maka saya berlari bersama saja sepanjang km 3 sampai km 12…
Strategi kali ini adalah mengulang apa yang saya lakukan di peak training 12H…
Pacing terkontrol dari awal sampai km 80 dengan full memakai nutrisi Tailwind…
Tailwind saya bawa sendiri 4 sachet dari start dan setiap CP…
Maka saya harus habiskan 500ml air dan 1 sachet Tailwind utk setiap CP…
Namun di WS pertama entah dapat angin dari mana…
Saya memperkencang lari saya menyusul rombongan relay 4…
Mungkin hormonal di lomba ini begitu susah dibendung…
Meski saya tau mereka adalah relay 4, namun pace itu terasa masih nyaman…
Sempat terdengar celetukan relay 4 agak tersinggung ditempel, hahaha…
Namun saya cuek saja, saya benernya bukan ingin menempel mereka…
Saya ingin menyalip mereka, hanya tidak enak…
Takut persaingan ego tidak sehat, ya sudah di belakang mereka saja…
3 WS pertama saya sama sekali tidak berhenti sama sekali…
Hanya mengambil sebotol aqua dan refill di soft flask saja…
Sambil menuangkan tailwind on the fly sambil berlari…
Jadilah FM pertama di kisaran 3:46 jam…
Terlalu cepat untuk Ultra 200km, batin saya…
Rekor di Malaysia saja cukup 4 jam di FM pertama…
Untuk mencapai 25jam dalam 200km…
Dan benar, setelah mencapai jarak FM…
Badan dan kepala terasa panas…

Saya baru kali ini merasakan heat stress…
Jadi heat stress ini tidak mesti terjadi di siang hari…
Pada waktu malam hari pun bisa jika kita berlari di intensitas tinggi…
Maka saya pelankan pace dan saya guyur kepala lebih sering…
Dengan membawa tambahan sebotol air aqua…
Hal ini penting untuk menurunkan suhu tubuh dan kepala…
Dan baru kali ini saya terpikir untuk DNF di event Ultra Road…
Saya selalu bilang ke diri saya untuk mengevaluasi lagi di CP2 40km di depan…
Sangat beruntung sekali tidak lama saya sudah memasuki kota Bogor…
Suhu yang makin dingin seiring hari makin pagi dan kesejukan daerah yg lebih tinggi…
Saya pertahankan pace saya di 6:15 dan 7:30 di tanjakan…
Tanjakan puncak kali ini saya push untuk terus berlari…
Sehingga saya mencapai puncak 95km di PB 10:15 jam saja…
Kalaupun saya DNF maka tidak akan tersiksa lama juga…
Dan ternyata kondiri saya membaik di puncak Melrimba ini…
Meski tidak ada makanan sama sekali karena terlalu pagi sampai jam 8:30…
Sarapan baru akan datang jam 10 pagi nanti kata panitia…
Namun saya selalu punya 4 sachet tailwind dari setiap CP yang cukup untuk 40km ke depan…
Sebenarnya waktu di 100km ini sesuai target 11 jam…
Terlampau cepat di FM pertama, membuat kaki saya tertahan di turunan…
Saya menahan di pace 6, mungkin harusnya saya 30 menit lebih lambat di FM pertama…
Meiman dengan fisik yang lebih prima melewati dengan mudah di pace 5:30…
Elius yang sudah di depan terlihat terseok-seok mungkin jg terlalu sangat cepat di awal…
Turunan kali ini jauh lebih baik dari 2 tahun sebelumnya…
Karena secara nutrisi jauh lebih bagus, bahkan hampir sempurna…
Namun saya memang typical ingin lebih menjaga kaki di turunan…
km 100 sampai 150 saya capai dalam 8 jam…
Waktu yang sangat panjang dikarenakan panas terik meskipun di turunan…
Panas adalah musuh yang lebih jahat daripada tanjakan…
Hal ini teruji dengan kenyataan bahwa rata2 waktu FM di Jakmar lebih buruk dari MBM…
Dengan kondisi panas, satu hal yang saya selalu lakukan adalah menyiram kepala, muka dan leher…
Dan menutup semua kaki, tangan, dan leher dengan buff, topi dan kacamata…
Sampai di CP3 Masjid Rajamandala entah kenapa strategi saya berubah…
Saya menerima tawaran indomie goreng dan fisioterapi…
Setelah berganti kaos, antri di toilet yang cuman 1 amat sangat lama sekali…
Hal ini membuang2 waktu saya, karena harus melepas sepatu berkali2…
Total 45 menit yang saya habiskan di CP ini, 30 menit diluar rencana…
Keluar dari CP3, 10km ke depan terasa jauh sekali…
Terus menanjak ke arah Cipatat yang sangat menguras mental…
Saya pun dilewati pelari ketiga Abdul Salam di tengah perjalanan…
Berkali-kali saya cuman berjalan kaki saja…
Karena kaki sudah terkuras di awal-awal…
Hal ini membuat saya oleng dan mengantuk di km 160…
Maka saya berhenti dan tidak tahan utk tidur 15 menit di pinggir jalan…
Setelah melihat bangku beton yang terlihat nyaman…
Saya bilang ke Marshall untuk dibangunkan 15 menit…
Sesuai permintaan, 15 menit kemudian saya lanjut lagi…
Terus menanjak sampai Kota Baru Parahyangan km 170…
Kota Baru Parahyangan ini sama sekali buta tentang rutenya…
Rute yang ternyata sangat menyebalkan…
Meskipun jalanan sangat lebar dan rapi…
Kondisi jalan meliuk-liuk naik turun bagai gelombang…
Sampai di belokan putar balik masih terus lesu…
Bahkan sempat terduduk dan tidur sesaat 5 menit di pinggir jalan…
Sampai pada suatu ketika bertemu dengan pelari ke 4 Rahmat yang hanya berjarak 6km…
Maka 20km terakhir haruslah saya tuntaskan dengan sekuat tenaga…
Mulai saat itu seperti ada tenaga baru yang muncul…
Muncul kesenangan tersendiri untuk berlari lagi…
Bukan untuk mengejar yang di depanku, tetapi untuk menjauh dari belakangku…
30 menit, itulah waktu yang harus aku jaga dengan pelari belakangku…
Aku tidak harus berlari kencang, namun cukup tidak berhenti saja meski di tanjakan…
Pace 7 atau 8 santai pun sudah cukup membuat jarak yang konstan…
Kecuali dia bisa pace 5-6 maka aku yakin tidak akan terkejar…
Tidak perlu terburu2, namun aku selalu fokus untuk mengejar 29 jam…
Seperti yang selalu aku katakan, di lomba ini cukup PB saja…
Tidak perlu waktu yang fantastis…
Namun kali ini aku ingin finish yang fantastis…
Kembali ke kampus tercinta dengan finish strong…
Ketiga anak2ku menunggu di gerbang finish Ganesha…
Kami berempat pun berlari bersama2…
Diakhiri dengan Victory Jump…
Bukan untuk posisi ketiga…
Namun untuk PB 200km 20 menit….
Di finish line kami semua disambut Pak Gatot…
Yang selalu menjadi panutan kami di kampus kebanggaan…
Setelah berfoto bersama, rupanya saya diminta melakukan lompatan lagi…
Bukan sebuah beban, namun demi foto bagus saya pun sebenarnya rela berkali-kali…
Hanya endorphin yang terus melemah, ya sudah cukup sekali saja deh… hahaha
Setelah finish line, seorang reporter ANTV menyalami…
Menjawab pertanyaan adalah suatu kehormatan…
Namun terasa terlalu singkat untuk menceritakan perjalanan 28.5 jam…
Evaluasi pada lariku kali ini…
Seharusnya saya merelakan 30 menit lebih lambat di awal…
Untuk 2 jam lebih cepat di setengah akhir lomba…
27 jam seharusnya bisa kucapai jika tidak terlalu cepat di awal…
Nutrisi kali ini sangat sempurna 1 sachet Tailwind 200kal setiap 12km…
Saya takar dengan air 500ml yang saya harus habiskan dalam 12km…
Hidrasi yang terlalu banyak untuk malam hari dan pas untuk siang hari…
Kali ini saya disupport Afif di setiap CP …
Namun kesalahan strategi dan buruknya kualitas CP3 menguras waktuku 30 menit…
Tanjakan Cipatat dan Kota Baru Parahyangan juga sangat melelahkan mental…
Semua fokus target hampir sirna, namun terbantu oleh secercah semangat kompetisi…
Karena support Afif dan Keluarga yang sangat besar…
Jadilah saya berlari sekuat tenaga untuk 20km terakhir…
Sudah tidak menghiraukan rasa lelah dan sakit di kaki…
Yang paling penting adalah segera sampai di garis finish…
Dimana mereka menungguku dan aku harus membuat mereka tersenyum…
Beban ini lah yang mungkin membuatku meraih podium 3…
Bukan demi diriku sendiri, namun ada orang2 lain yang menunggu kita…
Mungkin memang benar adanya apa yang dikatakan Master Fozi…
Sakit hanyalah sekedar ilusi belaka…
Namun heat stress adalah nyata meskipun di malam hari…
Wise runner bisa membedakan mana bahaya yg mengancam jiwa…
Bisa diatasi dengan kebiasaan sederhana mengguyur air ke kepala…
Dan cukup hidrasi dengan memastikan bisa buang air kecil dengan teratur…
Be Wise and Be Cautious…
Don’t Push Yourself in the Unknown Territory…
Terlebih Penting lagi Nikmati Larimu…
– Ditulis oleh Hendra Siswanto, Podium 3 tahun 2019 – Kategori Individu 200K
